Ketika Anak tidak Sesuai Harapan, Bagaimana Menyikapinya?

Ketika anak tidak sesuai harapan, bagaimana orang tua harus menyikapinya? Isu menarik ini dibahas dalam webinar parenting yang digelar Bosowa School, Rabu  (20/3/2024).

Webinar yang mengusung tema “Ketika Anak tidak Sesuai Harapan  (Tinjauan Neurospiritual)” itu menampilkan nara  sumber dr Aisah Dahlan CMHt, CM NLP. Lebih 500 orang mengikuti seminar itu dengan antusias dari awal sampai akhir.

Mereka adalah para orang tua maupun guru di empat sekolah yang bernaung di bawah Bosowa School. Yakni, Sekolah Bosowa Bina Insani (Bogor), Sekolah Bosowa Al Azhar Cilegon, serta Sekolah Alam Bosowa dan Bosowa School Makassar (keduanya di Makassar).

Dr Aisah Dahlan mengawali materinya dengan mengungkapkan harapan orang tua terhadap anaknya adalah putra-putrinya menjadi anak yang beriman, bertakwa, saleh dan salehah, serta bermanfaat. Namun, harus diingat bahwa beda anak dengan orang tua, baik  jenis kelamin, watak, bakat, maupun generasi.

“Karena itu, mari luruskan niat, doakan anak, dan persiapkan anak dengan sebaik-baiknya,” kata dr Aisah Dahlan dalam rilis yang diterima Milenianews.com.

Ia lalu mengungkapkan empat macam kedudukan anak dalam Al Quran, yakni:

  • Penyejuk hati/ permata hati (qurrata a’yun) (QS Al Furqan: 74).
  • Perhiasan dunia (ziynatul hayatid dunya) (QS Al Kahfi: 46)
  • Cobaan/ ujian (fitnatun) (QS At Thagagun: 15)
  • Musuh (‘aduwwan) (QS At Thagabun: 14): “Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka, dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ia juga mengingatkan pentingnya musyawarah dalam mendidik anak, dengan mengutip Al Quran  Surat  Ali imraan : 159, yang artinya:  “Maka karena rahmat dari Allah, engkau bersikap lembut terhadap mereka, sekiranya engkau berlaku keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan dari sekitarmu. Maka maafkanlah mereka dan mohonkan ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam sesuatu urusan. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.”

Ia lalu memberikan contoh doa orang tua untuk anaknya:  “Ya Allah, Saya mohon lembut pada… (sebut nama lengkap).  Ya Allah, jauhkan sikap keras dan kasar.  Ya Allah, saya maafkan  anakku …  (sebutkan nama lengkap) Dan ampuni ia ya Allah.”

Dr Aisah Dahlan  menegaskan pentingnya orang tua terus-menerus mendoakan anaknya. Sebab, doa adalah senjata orang mukmin. Seperti diungkapkan dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Ya’la dan Imam Al Hakim: “Doa itu senjata orang mukmin, tiang agama,  serta cahaya langit-langit dan bumi.”

Dr Aisah Dahlan memaparkan, tubuh manusia dipengaruhi oleh lingkungan saat dia di dalam rahim, lahir, masa kanak-kanak dan remaja serta dewasa. Apa yang dimakan, diminum, diucapkan, dilihat, didengar dan dilakukan oleh seorang ibu, pesannya masuk ke janin.

“Sejak dalam rahim, janin sudah merekam bacaan Al Quran yang ibunya baca dan dengar,” ujarnya.

Para ilmuwan, kata dr Aisah Dahlan,  ingin menguraikan kaitan antara otak dan perilaku fisik, maka mereka mencari sel–sel dalam otak. Mereka menemukan sejenis neuron dalam otak yang secara teoritis dapat dikatakan sebagai penyebab utama mengapa seseorang bisa belajar dengan mengamati orang lain.   Mereka menyebut jenis sel ini sebagai   Mirror Neuron atau Neuron Cermin. Neuron cermin terdapat kurang lebih 30 % di otak manusia

“Sangat penting memberikan contoh teladan dengan membaca Quran di depan bayi dan anak-anak, agar Neuron Cermin anak merekam contoh orang tua. Sejak bayi Neuron Cermin sudah aktif bercermin pada contoh di depannya,” tuturnya.

Baca Juga : Bosowa School Ajak Orang Tua dan Guru Cari Solusi  Ketika Anak tidak Sesuai Harapan

Terkait pendidikan anak, kata dr Aisah Dahlan,  ayah adalah penanggung jawab visi pendidikan.  Sedangkan ibu adalah pelaksana harian. “Orang tua adalah panutan teladan anak: didengar, dilihat, dirasakan, diucapkan, dipeluk,” tuturnya.

Dr Aisah Dahlan juga mengupas tentang bakat. Bakat atau Talenta atau Kecerdasan Ganda Adalah suatu kumpulan kemampuan atau keterampilan yang dapat ditumbuhkan atau dikembangkan. “Kecerdasan ganda atau bakat bersifat laten (tersembunyi/terpendam) dan ada pada setiap manusia, namun dengan kadar pengembangan yang berbeda,” ungkapnya.

Howard Gardner, Co-Director pada Project Zero, kelompok riset di Harvard Graduate School of Education, pada tahun 1980-an mempublikasikan Multiple intelligence (Kecerdasan Majemuk).

Apa saja kecerdasaan yang ada pada diri manusia menurut Howard Gardner?

* Kecerdasan Linguistik

* Kecerdasan Logika – Matematika

* Kecerdasan Intrapersonal

* Kecerdasan Interpersonal

* Kecerdasan Musikalis

* Kecerdasan Visual – Spasial

* Kecerdasan kinestetik

* Kecerdasan Naturalis

Di akhir materinya, dr Aisah Dahlan mengajak orang tua untuk bersikap bijak dalam menghadapi dunia digital. Fokuskan prasangka bahwa teknologi digital mendatangkan manfaat yang lebih banyak dibanding mudharat.

“Saat ini dan seterusnya Era Digital akan terus berkembang, sehingga orang tua perlu semakin bijaksana menghadapi tantangan ini,” kata dr Aisah Dahlan.https://milenianews.com/pendidikan/ketika-anak-tidak-sesuai-harapan-bagaimana-menyikapinya/

Share this Post

Facebook Comments ()

Leave a comment